Sebagai seorang nenek pasti tidak akan tega melihat masa depan cucunya terancam. Hal inilah yang menjadi pemecut semangat Mak Marsih (67th) untuk turun tangan memperjuangkan masa depan cucunya yang bernama Anisa dengan menjadi pemulung.
Anisa saat ini berusia 10 tahun dan sedang menempuh pendidikan di salah satu sekolah dasar di Bojonegoro. Sejak 8 tahun lalu Ayah Anisa telah meninggal dunia yang mengakibatkan ekonomi keluarga sangatlah kurang untuk membiayai hidup sehari-hari. Ibunya terpaksa merantau ke luar daerah untuk mencari nafkah, namun dari penghasilannya itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Setiap hari saya berkeliling memungut mulai selepas shubuh sampai siang, ya sempat dulu agak malu tapi sekarang sudah jadi kebiasaan. Yang penting cucu bisa sekolah dan makan setiap hari”, lirih Mak Marsih saat dimintai keterangan dari Tim Yayasan Bina Mulia.
Bagaimanapun sebagai orang yang dituakan di keluarganya, Mak Marsih memiliki tanggungjawab yang berat. Apalagi dengan keadaan yang sudah tidak memiliki siapa-siapa dengan ini Mak Marsih harus berusaha sebisa mungkin agar bisa menyekolahkan cucunya Anisa supaya nanti bisa mengangkat derajat keluarganya.
Pada hari Kamis (12/10) Tim Yayasan Bina Mulia memberikan santunan kepada Mak Marsih dan Anisa berupa paket sembako dan perlengkapan masak, santunan uang tunai, dan biaya sekolah Anisa sebagai bentuk memberikan semangat kepada Mak Marsih dan Anisa. Terima kasih Sobat Mulia, atas kepedulianmu akhirnya ada orang yang terbantu.
