Koneksi Akal & Spiritual Sebagai Bekal Hadapi Kesuksesan

Disampaikan oleh KH. ROSIDI (Rektor Institut Al Fithrah Surabaya), “Berbicara mengenai kesuksesan orang yang sukses tidak semata hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga pandai dari segi spiritual.” Dicontohkan dari kisah Muhammad Al Fatih yang berhasil merebut kota Konstantinopel dari tangan Romawi. Sebelumnya, Rasulullah sudah menjanjikan bahwasanya Konstantinopel akan jatuh kepada Islam yang tertera dalam sebuah hadist.

“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR Ahmad bin Hanval Al Musnad).

Memperkuat sisi spiritual seperti berpuasa, sholat berjamaah, dan meninggalkan maksiat yang pada akhirnya membuat Muhammad Al Fatih berhasil daam perang menaklukkan Konstantinopel. Seperti tidak ada korelasinya dengan peperangan, namun dari sisi spiritual hal itulah yang membawanya pada keberhasilan.

Contoh kedua datang dari sosok inspirasi nasional yaitu, Ir.Soekarno.
Diceritakan oleh H. Mutahar seorang yang menciptakan lagu nasional yang bejudul “Syukur”. Beliau mengatakan bahwa Ir. Soekarno merupakan seorang pemimpin yang taat beribadah, kisah yang tidak tercantumkan dalam sejarah.

Contoh berikutnya adalah dari sosok inspirasi nasional yang juga tak hanya cerdas secara akal tetapi juga spiritual, B.J Habibie.
Satu–satunya presiden RI yang memiliki latar belakang sebagai teknokrat.
Diceritakan oleh KH.Rosidi, dahulu Pak Habibie selalu berpesan kepada anak buahnya ketika beliau menjabat sebagai direktur utama di perusahaan Dirgantara Indonesia.
B.J. Habibie selalu berpesan ketika pukul 8 sampai 9 pagi, beliau meminta kepada anak buahnya untuk tidak mengganggunya atau masuk kedalam ruang kerjanya. Namun suatu ketika salah satu anak buahnya lupa dan kebetulan pintu ruang kerjanya itu tidak terkunci, anak buah itupun masuk kedalam ruang kerja Pak Habibie. Dengan kagetnya ternyata ketika diruangan Pak Habibie ia menyaksikan Pak Habibie sedang melaksanakan sholat dhuha.

Tidak hanya memberikan contoh dari sosok pemimpin saja, namun KH. Rosidi juga memberikan contoh dari kalangan orang biasa saja. Cerita ini beliau dapatkan ketika mengisi acara di SMAN 1 Gresik. Pada saat itu beliau menyaksikan salah seorang siswa yang mendapat nilai terbaik, katanya “Bapak Ibu, selain saya rajin belajar, setiap malam jum’at saya tidak pernah telat ikut istighosah” jelas KH. Rosidi ketika menceritakan kembali salah satu upaya keberhasilan siswa tersebut.
KH. Rosidi juga menegaskan “ sekolah dan kuliah bisa membuat pandai, tetapi belum tentu bisa membuat akhlak yang baik.”
Membahas mengenai agama dan modernisasi, seiring berjalannya zaman modernisasi mengarah pada pengabaian terhadap sisi agama. Ciri masyarakat modern seperti rasionalis, pragmatis, hedon yang pada akhirnya menciptakan spilt soul yaitu pemisahan antara intelektual dengan spiritual.

Lantas bagaimana solusinya ?
Menurut sosiologi barat Alvin Toffler dan Huntington, untuk mereduksi sisi spiritual yang telah terabaikan karena hanya mengutamakan intelektual. Harusnya kita perlu kembali kepada nilai spiritual dan religi.

Terdapat juga dalam sebuah buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Syakib Arsalan, yang berjudul “ Limaadza Ta’akhorol Muslimin”
Ada 4 solusi untuk mengasah spiritual, yaitu dengan sholat berjamaah, membaca Al – Qur’an dan berpuasa sunah serta bersedekah.

Untuk mendapatkan informasi pelaksanaan kegiatan Bina Mulia, Sobat Mulia bisa pantau terus melalui media sosial Bina Mulia.
Sobat Mulia juga bisa menyalurkan donasi melalui :

  • Mandiri : 178.000.189.1221
  • BNI : 899.1234.895
  • BRI : 0011.0100.231.6565
  • BCA : 824.0739.888

Dana yang didonasikan melalui Yayasan Binamulia bukan bersumber dan bukan untuk tujuan pencucian uang (money laundry), termasuk terorisme maupun tindak kejahatan lainnya.

Yayasan Bina Mulia
Scroll to Top