Di tinggal sang ayah meninggal dunia sejak dini, membuat tekad pak deni 35th untuk membuktikan bahwa dirinya dapat bertahan hidup dan berguna bagi keluarga meskipun kondisi tubuh tak normal.
Hamper saja dani tak punya impian sebab dirinya terbuang dari ibu kandungnya, sang ibu lebih memilih hidup Bersama suami barunya (ayah tiri deni) dan meninggalkan Pak Deni sendirian kala itu. Dan kemudian pak dani dirawat oleh pak de saudara dari sang Alm. Ayahnya.
Tak mau merepoti terlalu lama, Pak Deni memutuskan untuk pergi dan meninggalkan rumah pak de yang telah merawatnya. Kini pak dani hidup sendiri sebatang kara didalam kamar kost yang sederhana. Dari sini pak deni mulai bertahan untuk kehidupannya sendiri. “saya memilih berdagang mas, daripada kerja ikut orang mana ada perusahaan yang mau menerima dengan kondisi saya yang seperti ini”. Ujar pak deni.
Fisik yang kurang sempurna membuat Pak Deni ditolak kerja dimana – mana, namun pak deni punya jiwa pantang menyerah dan tekad yang besar hingga akhirnya hari pak deni dari pagi hingga malam mengais pundi-pundi rupiah berjualan minuman dingin di perempatan tengah kota. Yang hanya untung tak seberapa setidaknya cukup untuk makan dan bayar kost.
Doa Pak Deni yang selalu ia panjatkan beliau kepingin punya usaha sendiri yang tak harus keliling dan kepanasan dijalanan, selain itu Pak Deni sebagai laki – laki pada umumnya yang kepingin memiliki istri. Semoga apa yang di cita – citakan Pak Deni dapat terwujud.
Belum ada Fundraiser
Menanti doa-doa orang baik