“Nenek terpaksa beli beras yang berkutu karena harganya lebih murah nak. Soalnya kadang penghasilan nenek cuma 8rb. Ini juga sudah alhamdulillah, dari pada kakek harus menahan lapar..” ujar Nenek Sakinah
Kisah ini datang dari Nenek Sakinah. Usianya sudah menginjak 59 tahun, namun beliau masih harus mencari nafkah demi sesuap nasi. Nenek sebatang kara tinggal sendirian di gubuk yang hampir rubuh.
Setiap hari nenek keliling penjuru perkampungan untuk mengumpulkan rongsok. Beliau menempuh jarak 11 km dengan jalan kaki. Namun sedihnya, sudah keliling seharian, penghasilan kakek sangatlah pas-pasan. Biasanya dapat 8rb saja nenek sudah sangat bersyukur.
Penghasilannya nenek belikan beras. Namun nenek memilih beras yang berkutu karena lebih murah. Sisanya beliau kumpulkan dikit demi sedikit mewujudkan keinginan nenek untuk memperbaiki rumahnya yang reyot.
Hidup Nenek Sakinah sangat memprihatinkan. Dari pagi sampai sore beliau harus menahan lapar dan minum. Kakek cerita, beras yang beliau beli harus irit supaya nenek tidak kelaparan nantinya.
“Dari pagi sampai malam nenek gak makan. Biasanya nenek ikat perut pakai kain untuk menahan sakit perut karena kelaparan. Mau tidak mau nak nenek kaya gini, biar irit…” ujar Nenek Sakinah.
Belum ada Fundraiser
Menanti doa-doa orang baik