Kisah Inspiratif Mbak Ginah, Lansia yang Tetap Tegar Hidup Sederhana dan Mandiri

Bojonegoro, 10 Oktober 2025 – Di sebuah rumah sederhana di pelosok Bojonegoro, hidup seorang perempuan lanjut usia bernama Mbah Ginah, yang kini telah berusia delapan puluh tujuh tahun. Meski tubuhnya sudah renta dan langkahnya tak lagi sekuat dulu, semangat hidup Mbah Ginah tetap menyala.
Setiap hari, ia berjualan daun pisang yang ia kumpulkan sendiri dari depan rumahnya. Hasil penjualan itu tidak banyak, namun cukup baginya untuk membeli segenggam beras agar bisa bertahan hidup dari hari ke hari. Dalam kesederhanaannya, Mbah Ginah menunjukkan arti sejati dari keteguhan dan kemandirian.
Yang membuat kisahnya semakin menyentuh, Mbah Ginah sebenarnya memiliki seorang anak. Namun, dengan penuh kasih, ia memilih untuk hidup sendiri agar tidak merepotkan anaknya yang juga memiliki kehidupan sederhana. “Saya tidak ingin menjadi beban. Selama masih bisa berjalan dan berusaha, saya ingin hidup dengan cara saya sendiri,” tuturnya dengan senyum tulus.
Kehidupan Mbah Ginah yang penuh keikhlasan ini akhirnya mengetuk hati banyak orang. Pada 10 Oktober 2025, Yayasan Bina Mulia Bojonegoro datang berkunjung dan menyalurkan bantuan dari para donatur berupa uang tunai serta paket sembako untuk membantu meringankan kebutuhan hidup Mbah Ginah.

Saat menerima bantuan, Mbah Ginah tampak terharu. Dengan mata berkaca-kaca, ia mengucap syukur dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah peduli padanya.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur. Terima kasih para donatur dan bina mulia sudah mengingat orang tua seperti saya, bantuan ini sangat bermanfaat untuk kehidupan saya,” ucapnya lirih.
Kisah hidup Mbah Ginah menjadi cerminan bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari harta atau kemewahan, melainkan dari ketulusan hati, kerja keras, dan rasa syukur dalam menjalani hidup.