Penyandang Disabilitas Yang Tidak Mengenal Kata Menyerah

Bojonegoro — Hidup tidak selalu mudah bagi Nur Hidayah, seorang wanita penyandang disabilitas berusia dua puluh sembilan tahun yang tinggal di Bojonegoro bersama ayahnya Supadi yang sudah berusia lima puluh sembilan tahun bekerja sebagai tukang becak. Sejak kecil, Nur kerap menjadi bahan ejekan teman-temannya karena kekurangan fisiknya. Rasa sakit hati itu ia simpan, dan dijadikan motivasi bahwa keterbatasan fisik bukanlah menjadi penghalang. Nur Hidayat tetap bersemangat membantu ayahnya mencari nafkah dengan cara berjualan bensin dan ikan di pinggir jalan.
Setiap hari sang ayah mengayuh becak menyusuri jalanan kota Bojonegoro, mencari penumpang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hasil yang didapat sering kali tak seberapa, namun cukup untuk bertahan hidup.
“Kami jalani saja. Kadang dapat banyak penumpang, kadang tidak ada sama sekali. Yang penting Nur bisa makan,” ujar Supadi.


Atas kebaikan Sobat Bina Mulia, pada (09/08/2025) Bina Mulia Bojonegoro menyalurkan bantuan berupa sembako dan uang kepada Nur Hidayah sebagai penerima manfaat sesuai yang sudah diberikan oleh para donatur. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban hidup Nur dan ayahnya. “Terima kasih Sobat Mulia atas bantuan yang sudah diberikan, bantuan ini sangatlah membantu kehidupan keluarga saya. Semoga Yayasan Bina Mulia menjadi lebih sukses dan para donatur selalu dilimpahi kebahagiaan dan rezeki.” Kata Nur Hidayah dengan wajah bersyukur
Kisah Nur Hidayah adalah potret ketegaran seorang anak dan ayah yang tak pernah menyerah, meski hidup bergelimang keterbatasan. Sebuah pengingat bahwa di balik penderitaan, selalu ada ruang untuk harapan.