Menyalurkan Harapan: Bantuan Yayasan Bina Mulia untuk Mbah Sumiran
Soko Tuban – Di balik usianya yang semakin senja, semangat Mbah Sumiran, seorang penjual es Wawan keliling, tak pernah padam. Setiap hari, meski kondisi tubuhnya semakin lemah, ia tetap berkeliling membawa 80 buah es Wawan, mengais rezeki dengan sepedanya yang sudah tak layak pakai. Meski hidup penuh perjuangan, Mbah Sumiran tetap setia menjalani rutinitas yang berat ini.
Mbah Sumiran tetap berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. “Tidak ada waktu pasti untuk memulai, tapi saya selalu pulang larut malam, kadang antara jam sepuluh atau dua belas malam,” ujar Mbah Sumiran dengan penuh semangat. Ia tak mengenal lelah, berjalan sejauh yang ia bisa menggunakan sepedanya yang kondisinya sudah jauh dari kata layak. Namun, perjuangan Mbah Sumiran tak selalu mulus. Suatu hari, tim dari Yayasan Bina Mulia menemukan Mbah Sumiran sedang mendorong sepedanya yang bocor. Ketika ditanya mengapa ia mendorong sepedanya, Mbah Sumiran dengan tenang menjawab, “Sepedanya bocor, Mbah harus berjalan kaki dan mendorong sepeda ini agar tetap bisa berjualan.” Kondisi sepedanya memang sangat memprihatinkan, bahkan tampak sudah tidak layak pakai.
Tak hanya gigih dalam berjualan, Mbah Sumiran juga memiliki hati yang besar. Meski harga es yang dijualnya sudah cukup murah, yakni Rp2.500 per buah, ia seringkali memberi harga lebih rendah lagi kepada anak-anak yang tidak membawa uang cukup. “Kadang ada anak kecil yang datang hanya dengan uang seribu, ya saya kasih harga Rp2.000 saja,” ungkap Mbah Sumiran, menambah cerita kemanusiaannya.
Meski sudah berkeliling seharian dengan kebaikan hati namun tak jarang, , dagangan Mbah Sumiran tidak laku hingga larut malam. tanpa membawa uang, dan itu membuatnya tidak bisa memperbaiki sepeda atau membeli makan. Namun, semangatnya untuk terus berjualan meskipun hasilnya sering tidak sesuai harapan, tetap tak luntur.
Dalam perjalanan penuh makna, tim penyaluran Yayasan Bina Mulia berangkat dari Bojonegoro menuju rumah Mbah Sumiran di Soko dengan membawa harapan dan bantuan yang sangat berarti. Setibanya di sana, kami disambut oleh senyum hangat Mbah Sumiran dan keluarga, yang meskipun terlihat lelah, memancarkan rasa syukur yang mendalam. Bantuan berupa sembako, kasur, dan uang tunai diserahkan dengan penuh kehati-hatian dan keikhlasan, seiring dengan doa-doa untuk kebaikan mereka. Mbah Sumiran, yang baru saja sembuh dari sakit yang cukup lama, menunjukkan ketegaran luar biasa.
Matanya yang penuh semangat bercerita tentang perjuangannya untuk kembali sehat dan beraktivitas Meskipun baru bangkit dari sakit, Mbah Sumiran tak ingin berdiam diri; ia segera mempersiapkan diri untuk kembali berdagang, menunjukkan semangat juang yang tak pernah padam. Melihat semangat dan kebahagiaan di wajah Mbah Sumiran dan keluarganya, hati kami pun dipenuhi rasa haru dan syukur. Keceriaan yang terpancar dari mereka membuat kami menyadari bahwa kehadiran tim kami bukan hanya membawa bantuan fisik, tetapi juga menghadirkan rasa peduli dan solidaritas yang tulus.
Kehadiran kami menjadi sebuah pengingat bahwa dalam setiap cobaan, ada tangan-tangan baik yang siap membantu dan memberikan dukungan. Mbah Sumiran dan keluarga begitu senang dan terharu menerima bantuan ini, merasa bahwa mereka tidak sendiri. Penyaluran ini bukan hanya sekadar menyerahkan barang, tetapi juga menyentuh hati dan memberikan harapan yang baru. Tim Yayasan Bina Mulia berharap, bantuan ini dapat membantu Mbah Sumiran dan keluarganya menghadapi hari-hari ke depan dengan lebih ringan dan penuh semangat.